Keegoisanku
Pagi kemalam,
malam ke pagi terus bergulir, terus berjalan, terus berdetak bagaikan jantung
yang sedang memompa dan bagaikan nafas yang tetap bekerja demi kelangsungan kehidupan.
Kerja keras yang tak kenal lelah, kerja keras yang tanpa harus di kembalikan,
kerja keras yang penuh dengan cerita serta pengalaman..
Ini kisah, yang
mungkin sebagian kecil anak-anak tidak sadar akan kerja keras dan pengorbanan
seorang ayah yang menghidupi istri anak serta dirinya. Tak usah membicarakan
orang lain inilah awal kisah saya. Dari kecil hingga saya saat ini mungkin di
bilang anak remaja atau anak dewasa yang patut di sebut tamun tidak patut juga
di sandang oleh saya, karena sikap kekanak-kanakkan saya yang mungkin masih
melekat dan belum bisa untuk sedikit dewasa, hari itu entah hari apa, tepat nya
malam hari saya akan melaksanakan kegiatan keluar kota namun tidak ada biaya
buat iuran, karena keegoisan saya yang hanya mementingkan keperluan saya
sendiri, saya mengetik pesan kepada beliau “ pah, bisa kirim uang ? soalnya
besok saya harus ke jakarta” tanya ku
kepadanya. Jawab ayah, “maaf, nak, ayah tidak punya, maafkan ayah!”. Dari situ
saya merasa kesal campur kecewa, tapi beberapa saat hati saya merasakan betapa
durhakanya betapa egois nya betapa aku dosa merasakan kekecewaan yang
seharusnya tidak begitu. Saya berfikir, maafkan saya pah tidak bermaksud untuk
memaksakan, dan akhirnya acara keluar kota pun di batalkan, karena untuk apa
mengikuti kegiatan tersebut jika hati saya, dan hati ayah merasakan kesakitan. Mungkin
hati ayah bisa menutupi dengan senyumannya tapi yakin di hati nya pasti menyimpan
suatu perasaan yang amat sayang yang amat ingin membahagiakan dan memenuhi kebutuhan anaknya.
Begitu egoisnya
saya, tanpa memikirksn kondisi ayah yang pada saat itu ia sedang bekerja shift
malam, dan mungki belum beristirahat sama sekali.
Mohon maaf atas
segala keegoisan anakmu ini, mohon maaf atas kata-kata yang tidak seharusnya
aku lontarkan kepadamu, dan mohon maaf hanya bisa meminta maaf lewat tulisan
ini, karena dengan langsung mungkin kegengsiaan yang besar menyelimuti saya
sampai tidak bisa mengutarakan permohonan maaf secara langsung. Ayah yang
setiap harinya banting tulang mengidupi keluarga ini . terimakasih ayah you are
my everything. Love U :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar